Bagian-Bagian Jyotisa Sastra (Astrologi Hindu)

Jyotisa (ilmu astrologi) adalah salah satu dari enam Vedāngga (anggota badan Veda). Vedāngga adalah enam divisi pustaka pelengkap yang memberi penjelasan atas bagian Veda yang utama. Keenam divisi pengetahuan Vedāngga ini adalah śikṣa (ilmu fonetik atau tata bunyi bahasa), chanda (ilmu musik dan sanjak—cara menyanyikan mantra dan doa), Vyakaraṇa (tata bahasa, struktur kata dan kalimat yang bermanfaat dalam formasi mantra); Nirukta (kamus istilah, tesaurus dan dasanama yang menjelaskan istilah-istilah teknis dalam Pustaka Suci Veda), Jyotiṣa (ilmu astronomi dan astrologi yang bermanfaat untuk penentuan hari baik); dan Kalpa (tata laksana kehidupan sebagai penyerta kegiatan keagamaan).

Keenam anggota badan Veda ini bagaikan mata, mulut, lidah, telinga, kaki, dan tangan. Di antara enam divisi Vedāngga itu, Jyotiṣa adalah mata. Bagian ini mencakup ilmu mengenai posisi benda langit dan pengaruhnya untuk kehidupan manusia. Divisi Vedāngga ini dibagi menjadi tiga cabang ilmu utama, yakni Siddānta, Saṁhita dan Hora.

Cabang ilmu Siddhānta (Ghanita) mencakup ilmu astronomi matematis mengenai jarak antarplanet, kecepatan rata-rata orbit, luas alam semesta dan sebagainya. Kitab-kitab Jyotiṣa Siddhānta juga membahas pembagian waktu (atomik hingga galaktik), pembagian zaman (Krta, Treta, Dvapara, Kali), bulan, tahun, musim dan ayanamsa (presesi kutub), gerhana, konjungsi planet, dan sebagainya. Ilmu wariga dan dewasa juga termasuk dalam Siddhānta. Beberapa kitab Jyotiṣa Siddhānta yang utama antara lain Pitamaha Siddhānta (diturunkan oleh Batara Brahma), Vasiṣtha Siddhānta (oleh Maharsi Vasistha), Lomhasa Siddhānta (oleh Rsi Lomaharsana), Paulisa Siddhānta dan Sūrya Siddhānta (diturunkan oleh Batara Surya). Sayangnya, hanya teks Sūrya Siddhānta yang masih bisa diselamatkan hingga kini.

Cabang kedua disebut Saṁhita atau Anggaviniścaya, atau astrologi alam. Cabang ilmu ini memprediksi kejadian-kejadian alam seperti hujan, gempa, epidemi, panen, dan pengaruh benda langit terhadap kehidupan manusia secara umum. Teks-teks kuno yang membahas tentang makna gempa, gerhana dan tanda-tanda alam termasuk dalam Jyotiṣa Saṁhita. Beberapa kitab yang termasuk dalam cabang Jyotiṣa Saṁhita antara lain Gauli Sastra (ilmu makna suara cicak), Bhukampa Sastra (ilmu makna gempa bumi—seperti teks Palalindon), Śakuna Sastra (ilmu titen—pertanda dan firasat alam), Samudrika Sastra (palmistri dan ilmu baca wajah—termasuk teks-teks carca), Vastu Sastra (ilmu geometri elementer, tata letak rumah dan bangunan—seperti Hasta Kosala-Kosali dan Visvakarma Samhita), dan Ratna Sastra (ilmu tentang batu permata).

Cabang ketiga disebut Hora, atau astrologi individu. Beberapa kalangan menyebut cabang ini sebagai Janma. Cabang Hora adalah ilmu khusus yang mempelajari astrologi individu, termasuk perjodohan, karir, keuangan, dan sebagainya. Ada beberapa sistem astrologi Hora yang dipakai secara luas oleh para astrolog, yakni Parasara (yang diturunkan dari Maharsi Parasara), Jaimini (oleh Rsi Jaimini) dan Nadi (astrologi prediktif). Ada tiga sub-bagian utama dalam Jyotiṣa Hora, yakni Janma Sastra (ilmu tenung kelahiran manusia), Muhurta Jyotiṣa (baik-buruknya hari—wariga), dan Praśna Jyotiṣa (ilmu yang menyangkut pawisik atau oracle).

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar